Rabu, 20 Januari 2010

Wisata Makan Purwakarta







Pada tahun 90 an hingga menjelang tahun 2000, daerah Purwakarta, terutama di jalur utama yang menghubungkan kabupaten ini dengan Bandung, selalu ramai dilalui kendaraan yang melintas dari dan menuju Bandung. Hal ini membuat tumbuhnya banyak rumah-rumah makan, yang umumnya menghadirkan menu dan suasana khas pasundan yang nyaman dan membuat pengunjung betah berlama-lama. Sejak diresmikannya tol Cipularang, jalur ini tak seramai dulu, hal ini tentuberpengaruh pada jumlah kunjungan ke rumah-rumah makan di daerah ini. Namun, kekayaan kuliner Purwakarta tak serta-merta susut. Purwakarta masih punya banyak tempat makan enak yang wajib dikunjungi, sebut saja Sate Maranggi yang kian popular tak hanya di wilayah Purwakarta, Es Ciming yang meski tempatnya nyempil di pusat kota, namanya sudah dikenal seantero Purwakarta, atau aneka Pais (pepes) di RM Ani, dan masih banyak lagi.






Keluar dari pintu tol Kopo Cikampek, sekitar lima kilometer kearah purwakarta, anda akan menemukan satu tempat yang selalu ramai oleh pengunjung. Inilah Sate Maranggi Cibungur. Tempatnya sederhana, hanya beratap asbes, terbuka di sela-sela sisa hutan jati di pinggiran jalan raya Cibungur. Anehnya, meski terkesan apa adanya, tetap saja orang mengalir datang ke tempat ini, untuk menikmati Sate Maranggi dan Es Kelapa Muda. Tempat ini sempat terkena dampak saat dibukanya Tol Sadang, namun hanya surut sekitar tiga bulan rumah makan ini mampu kembali berkibar.




Sate Maranggi khas Purwakarta berbeda dengan Sate Maranggi khas Cianjur, perbedaan paling jelas adalah Sate Maranggi Cianjur disajikan dengan sambal oncom, dan biasanya ditemani ketan baker. Dagingnya menggunakan daging sapi yang sudah dibumbui, dengan rasa ketumbar yang menonjol. Sementara Maranggi gagrak Purwakarta, ada dua pilihan daging Sapi atau daging Kambing, dan disajikan dengan sambal kecap, yang sudah dibumbui.Di Purwakarta sendiri, pedagang Sate Maranggi banyak dijumpai, belum bisa dipastikan sebenarnya dari daerah mana Sate Maranggi Purwakarta berasal, karena ada pendapat yang mengatakan Sate Maranggi berasal dari daerah Plered, ada juga yang mengatakan dari daerah Wanayasa.Soto Sadang.Masuk ke Jl Veteran, Purwakarta, ada dua tempat yang patut dikunjungi, yaitu Soto Sadang Asli dan Rumah Makan Ibu Haji Ciganea. Soto Sadang, termasuk salah satu rumah makan yang terkena dampak hadirnya jalan tol, rumah makan yang dulunya ramai kini pengunjungnya jauh menurun, Soto Sadang juga pecah dan berkembang ada di beberapa lokasi, yang pemiliknya masih punya hubungan saudara. Soto Sadang, ada dua jenis pilihan, yang berkuah bening atau berkuah santan, isinya juga ada yang daging sapi atau ayam. Isi daging dan kuahnya bisa dikombinasikan, jadi ada beberapa pilihan Soto Ayam Kuah Bening, Soto Ayam Kuah Santan, Soto Daging Kuah Santan, Soto Daging Kuah Bening, atau isinya dicampur. Karena penasaran Info Kuliner memesan dua jenis sekaligus, Soto Daging Kuah Santan, dan Soto Ayam Kuah Bening, dengan harga per porsi Rp 17.500.






Soto Daging Kuah Santan, dari tampilan awal mirip Soto Betawi, hanya saja kuah santannya tidak terlalu pekat dan kemerahan, santannya tipis berwarna putih kekuningan seperti kebanyakan Empal Gentong di Cirebon, isinya hanya potongan daging berbentuk dadu, irisan daun bawang dan seledri, serta potongan tomat, dan topping emping, dan bawang goreng. Soto Ayam Beningnya juga hanya berisi, suwiran daging ayam, irisan daun bawang dan seledri, irisan tomat dan taburan bawang goring, tanpa tambahan toge atai bihun dan sebagainya seperti soto dari daerah lain. Rasanya.. STD.

RM Ibu Haji Ciganea

Tak jauh dari Soto Sadang Asli, anda bisa menemukan RM Ibu Haji Ciganea. Meskipun nuansa dan menunya kental dengan atmosfir Sunda, namun penyajiannya ala resto padang, langsung disajikan dengan piring bertumpuk. Saat Anda datang, akan ditanya berapa orang yang akan bersantap, lalu dipersilakan duduk di meja yang dipilih. Selanjutnya, parade hidangan menggiurkan mulai berdatangan. Ada ikan mas goreng, pepes ikan mas, babat/usus goreng, sayur asem, cah kangkung, hingga cah selada air.Menu khas Pasundan kian terasa saat karedok dan pencok leunca disajikan.

Es Ciming

Jika anda, memasuki kota Purwakarta pada siang hari yang terik, tempat yang wajib anda kunjungi adalah Es Ciming. Letaknya dalam sebuah bangunan yang seakan nyempil di antara toko-toko besar, di Jalan Jendral Sudirman No 117. Es Ciming sendiri sebenarnya bukan nama jenis minuman, Ciming adalah nama sang pemiliknya. Es Ciming sebenarnya adalah Es Campur yang menggunakan serutan batu es, dengan isi Cendol, Kelapa Muda, Kacang Hijau, Cincau Hitam, dan potongan Roti Tawar berbentuk dadu, yang dilumuri susu kental manis, ada juga tambahan isi Tape Ketan Hitam, yang disediakan di meja dalam bungkus daun pisang kecil-kecil. Rasanya manis dan segar, tambahan tape ketan membuat variasi rasa lebih marak namun blending dengan baik.

Warung Es ini sudah berdiri sejak tahun 1972, dan hingga kini rata-rata mampu menghabiskan 25 kaleng susu kental manis perhari. Satu kaleng susu kental manis cukup untuk 12 porsi Es, artinya dalam sehari rata-rata 300 porsi Es Campur terjual di tempat ini, harga perporsinya Rp 5000. Kini tak hanya Es, tempat ini juga menyajikan Batagor, yang harga perporsinya juga Rp 5.000.Selanjutnya anda bisa bersantai sejenak di tepian Situ Buleud. Situ (danau) Buleud adalah salah satu landmark Purwakarta yang terletak di tengah kota. Luasnya sekitar 4 ha dan berbentuk bulat. Konon Situ Buleud dulunya merupakan tempat Pengguyangan (mandi/ berendam) Badak, kemudian pada masa colonial dijadikan tempat peristirahatan. Kini Situ Buleud menjadi tempat rekreasi dan olah raga penduduk Purwakarta.Setelah kepenatan usai, perjalanan bisa dilanjutkan kearah Wanayasa, lewat Jl Kapten Halim, dan terusannya. Di Jalan terusan Kapten Halim kearah Wanayasa yang juga merupakan jalur alternative kearah Ciater, ada beberapa tempat makan yang sayang untuk anda lewatkan, yang pertama adalah Saung Maranggi, yang terletak tepat di depan kantor kecamatan Pesawahan. Seperti namanya, tempat ini juga berbentuk saung dari bambu, dengan sajian favorit Sate Maranggi dan Ikan Cobek. Menu-menu disini sangat sayang untuk dilewatkan, tempatnya nyaman, pengunjungnya tidak sampai crowded tapi mengalir silih berganti, alhasil anda bisa menikmati makanan dengan tenang.Lepas dari Saung Maranggi, terus kearah Wanayasa, memasuki Pondok Salam udara mulai terasa sejuk karena masuk daerah dataran tinggi, di daerah ini ada beberapa tempat makan yang enak tak hanya karena makanannya tapi juga karena suasananya yang berada di tengah areal pertanian yang asri, disitu yang cukup terkenal ada Sate Anwar yang berdampingan dengan RM Alam Sejuk. Tak jauh dari keduanya ada RM plus pemancingan Pondok Salam, dan di sebelahnya yang tak kalah menarik adalah Saung Liwet Ibu Dini.



Bersambung...
(source : http://abismakanulis.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar